Senin, 16 Juni 2014

DISIPLIN DALAM PENGELOLAAN KELAS


A.    Pengertian Disiplin Kelas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah disiplin merupakan ketaatan atau kepatuhan terhadap tata tertib atau peraturan yang berlaku.
Kata disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang menunjuk kepada belajar dan mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan istilah “disciple” yang berarti mengikuti orang belajar dibawah pengawasan seorang pimpinan. Di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menyebutkan istilah siasat dan ketertiban. Diantara kedua istilah tersebut terlebih dahulu terbentuk pengertian ketertiban, baru kemudian pengertian disiplin
Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang didalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telah ditetapkan. Disiplin pada hakekatnya adalah pernyataan sikap, mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
Sikap disiplin yang dilakukan oleh seseorang sebenarnya adalah suatu tindakan untuk memenuhi tuntutan nilai tertentu. Nilai-nilai tersebut dapat diklasifikasikan menjadi[1]:
1.      Nilai-nilai keagamaan atau nilai-nilai kepercayaan
Nilai ini diyakini kebenarannya sehingga melahirkan tindak-tanduk disiplin yang penuh ketulusan untuk berkorban. Contoh: kewajiban sholat lima waktu dan puasa selama satu bulan pada bulan Romadhon bagi umat Islam.
2.      Nilai-nilai tradisional
Nilai-nilai ini melahirkan tindak-tanduk pantangan yang kebanyakan tidak masuk akal dan mengandung misteri. Contoh: pantangan makan kaki ayam kalau tulisannya ingin bagus, pantangan menduduki bantal, sialnya angka 13 dan sebagainya.[2]
3.      Nilai-nilai kekuasaan
Nilai ini bersumber dari penguasa yang melahirkan tindak-tanduk disiplin demi terlaksananya tata kepemimpinan menurut kehendak penguasa. Nilai ini biasanya diikuti sanksi bagi yang tidak melaksanakan. Contoh: harus membayar pajak, harus jongkok bila penguasa datang dan sebagainya.
4.      Nilai-nilai subjektif
Pengakuan dari niali ini berdasarkan penilaian pribadi yang melahirkan tindak-tanduk egosentrik.Contoh: menurut pendapat saya hal ini tidak benar karena Pak Kiai tidak mengatakannya dan sebagainya.
5.      Nilai-nilai Rasional
Nilai yang memberi penjelasan dan alasan perlu tidaknya dilakukan tindak-tanduk disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh: jika ingin berhasil dengan baik dalam sekolah maka harus rajin belajar.
Disiplin kelas merupakan hal esensial terhadap terciptanya perilaku tidak menyimpang dari ketertiban kelas. Dalam semangat pendekatan pendidikan disiplin hendaknya memiliki basis kemanusiaan dan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip kemanusiaan dan demokrasi berfungsi sebagai petunjuk dan pengecek bagi para guru dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan disiplin. Oleh karena itu, prinsip disiplin yang dilakukan guru harus:
1.      Menggambarkan prinsip-prinsip pedagogi dan hubungan kemanusiaan.
2.      Mengembangkan dan membentuk profesionalisme personel dan sosial lulusan.
3.      Merefleksikan tumbuhnya kepercayaan dan kotrol dari peserta didik.
4.      Menumbuhkan kesungguhan berbuat dan berkreasi, baik dikalangan guru dan peserta didik tanpa ada kecurigaan dan kecemasan.
5.      Menghindari perasaan beban berat dan rasa terpaksa dikalangan para peserta didik.

B.     Disiplin Tingkat Sekolah Dan Kelas[3]
Sekolah dalam upaya menciptakan disiplin secara nyata sudah barang tentu akan berusaha dan melibatkan berbagai unsur atau pihak misalnya dengan guru dalam memberdayakan semua kebijakan, usaha mengidentifikasi secara jelas sebab-sebab siswa berperilaku menyimpang, bekerjasama secara erat dengan orang tua dan para pembina atau pendamping sekolah. Sekolah juga menggunakan beberapa pendekatan untuk menanggulangi perilaku menyimpang para siswa melalui manajemen pembelajaran kurikuler.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya problema disiplin adalah kegaduhan, corak suasana sekolah, pengaruh komunitas yang tidak diinginkan, ketidak teraturan dalam menerapkan peraturan atau hukuman. Tipe-tipe penanggulangan problema disiplin ini biasanya didekati oleh pendekatan teknik manajerial. Misal, Kepala Sekolah dapat meminta staff sekolah, pembina dan guru untuk mengetahui para siswa dan latar belakangnya, menyusun jadwal sebaik mungkin sehingga tidak terjadi satu kegiatan mengganggu kegiatan lain pada saat yang sama, menciptakan suasana seperti dirumah sendiri dengan memodifikasi sekolah secara artistik dengan tanaman hidup agar para siswa betah tinggal di sekolah.
Sekolah juga dapat mengurangi probema timbulnya gangguan disiplin dengan menjalin hubungan baik dan kerjasama dengan komunitas lingkungan sekitar dan aparat keamanan lingkungan. Hubungan dan kerjasama tersebut seperti memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar memanfaatkan sebagian fasilitas sekolah dan melibatkan mereka untuk ikut serta membangun wilayah sekitar
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa manajemen kelas dalam menanggulangi gangguan disiplin adalah hal yang kompleks. Guru harus dapat merencanakan model pendekatan sendiri yang cocok dengan tampilan diri dan pembelajarannya. Di kelas guru harus banyak bertukar pikiran dan menanyakan kepada para siswa tentang hidup dan belajar sukses. Oleh karena itu, hal-hal berikut seperti yang dikemukakan oleh McNeil dan Wiles perlu dipelajari[4]:
1.      Menunjukkan perilaku siswa yang diharapkan di masa depan.
2.      Mendengarkan, ketika para siswa menceritakan tentang kepedulian mereka.
3.      Mengetahui sedapat mungkin dan se awal mungkin nama-nama para siswa.
4.      Menghindari kata-kata sindiran, berlakulah posotif.
5.      Tersenyum, bersahabat, dan menjalin hubungan harmonis penuh respek.
6.      Mengatahui karakter (sifat, watak) dan latar belakang para siswa.
7.      Bila mungkin, abaikan pelanggaran-pelanggaran kecil.
8.      Mencoba menghindari bentuk-bentuk hukuman secar kelompok.
9.      Menciptakan disiplin kelas sebagai tujuan utama.
Disamping itu terdapat beberapa teknik yang dapat membantu pemeliharaan disiplin kelas dalam mengajar seperti berikut ini:
1.      Tepat waktu dan mulailah pelajaran sesegera mungkin dan siapkan sesuatu yang harus dikerjakan para siswa.
2.      Siapkan rencana pelajaran dan informasikan kepada para siswa apa, kapan, dan dimana aktivitas itu dikerjakan.
3.      Lakukan sesuatu dengan aturan dan pelaksanaan yang sama dan konsisten.
4.      Bervarisai dalam aktivitas kelas.
5.      Tidak mengancam dan menantang para siswa.
6.      Buatlah tugas para siswa yang tepat dan cocok.
7.      Jagalah dan kontrol suara guru.
8.      Tegas dalam permulaan dan secara perlahan mulai dikendorkan bila hubungan sudah terjalin baik.
9.      Hindari adanya siswa favorit diantara mereka.
10.  Jalin hubungan kerjasama dengan orang lain.

C.    Sumber Pelanggaran Disiplin
Terdapat beberapa faktor atau sumber yang dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang dapat mengganggu terpeliharanya disiplin. Menurut Ekosiswoyo dan Rachman, contoh-contoh sumber pelanggaran disiplin antara lain[5]:
1.      Dari sekolah, Contohnya[6]:
a.       Tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang otoriter yang senantiasa mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan siswa. Perbuatan seperti itu mengakibatkan siswa menjadi berpura-pura patuh, apatis atau sebaliknya. Hal itu akan menjadikan siswa agresif, yaitu ingin berontak terhadap kekangan dan perlakuan yang tidak manusiawi yang mereka terima
b.      Guru yang membiarkan siswa berbuat salah, lebih mementingkan mata pelajaran daripada siswanya
c.       Lingkungan sekolah seperti: hari-hari pertama dan hari-hari akhir sekolah (akan libur atau sesudah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru, jadwal yang kaku atau jadwal aktivitas sekolah yang kurang cermat, suasana yang gaduh,
d.      Sekolah/guru kurang melibatkan dan mengikut sertakan peserta didik dalam keikutsertaannya dalam bertanggung jawab terhadap kemajuan sekolah sesuai dengan kemampuannya.
e.       Sekolah/guru kurang memperhatikan latar belakang kehidupan peserta didik dalamkeluarga ke dalam subsistem kehidupan sekolah
f.       Sekolah kurang mengadakan kerja sama dengan orang tua dan antara keduanya juga saling melepaskan tanggung jawab.
2.      Dari keluarga, Contohnya:
a.       Lingkungan rumah atau keluarga, seperti kurang perhatian,ketidak teraturan, pertengkaran, masa bodoh, tekanan, dan sibuk urusannya masing-masing.
b.      Lingkungan atau situasi tempat tinggal, seperti lingkungan kriminal, lingkungan bising, dan lingkungan minuman keras.

D.    Peraturan Dan Tata Tertib Sekolah & Kelas
Sekolah adalah tempat utama untuk melatihkan dan memahami pentingnya disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan peraturan dan tata tertib Sekolah & kelas yang diterapkan setiap hari dan dengan kontrol yang terus menerus maka siswa akan terbiasa berdisiplin. Tata tertib menunjuk pada patokan atau standar untuk aktivitas khusus. Misal: penggunaan pakaian seragam; mengikuti upacara bendera; peminjaman buku perpustakaan[7].
Peraturan dan tata tertib kelas untuk sekolah dasar seperti yang tercantum dalam Petunjuk Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar  antara lain memuat hal hal sebagai berikut[8]:
1.      Masuk sekolah
a.    Siswa harus datang selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai.
b.    Siswa menaruh tas dan alat tulis di laci meja masing-masing kemudian keluar kelas.
c.    Siswa yang mendapat tugas jaga atau piket harus hadir lebih awal.
d.   Siswa yang sering terlambat harus diberi teguran.
e.    Siswa yang tidak masuk karena alasan tertentu harus memberi tahu sebelum maupun sesudahnya secara lisan atau secara tertulis.
f.     Guru tidak boleh terlambat atau absen tanpa izin.
2.      Masuk Kelas
a.    Siswa segera berbaris di depan kelas ketika bel berbunyi.
b.   Ketua kelas menyiapkan barisan.
c.    Siswa masuk kelas satu per satu dengan tertib da duduk di tempatnya masing-masing
d.   Guru memeriksa kerapian,kebersihan,dan kesehatan siswa satu per satu,meliputi kebersihan kuku,kerapian rambut,kerapian dan kebersihan baju,dll.
3.      Di Dalam Kelas
a.    Doa bersama dipimpin oleh salah seorang siswa.
b.   Siswa memberi salam kepada guru dan pelajaran dimulai.
c.    Guru mencatat siswa yang tidak masuk di papan absen serta alasan atau keterangan.
d.   Pada saat pelajaran berlangsung siswa harus tetap tertib,tidak boleh ribut,bercanda, atau melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubunganya dengan pelajaran
e.    Siswa tidak boleh meninggalkan kelas tanpa izin atau alasan tertentu.
f.    Guru tidak diperkenankan meninggalkan kelas ketika pelajaran berlangsung walaupun ada siswa yang mengerjakan tugas di luar kelas.
4.      Waktu Istirahat
a.    Pada saat bel istirahat berbunyi siswa keluar kelas dengan tertib.
b.    Guru keluar kelas setelah semua siswa sudah keluar kelas.
c.    Siswa tidak boleh berada di kelas ketika istirahat.
d.   Selama istieahat,siswa tidak diperkenankan meninggalkan sekolah tanpa izin.
e.    Pada saat bel masuk lagi berbunyi siswa masuk kelas dengan tertib dan duduk dengan tenang di tempatnya masing-masing.
f.     Sebaiknya guru sudah berada di dalam kelas dahulu menjelang bel masuk berbunyi
5.      Waktu Pulang
a.       Ketika bel pulang berbunyi,pelajaran berakhir dan di tutup dengan doa dan salam kepada guru.
b.      Guru memberikan nasihat,mengingatkan tugas,PR,dan sebagainya.
c.       Siswa keluar kelas dengan tertib.



[2] Ibid
[3] Ibid
[5] http://dunia ungu.blogspot.com/2012/08/prinsip-prinsip-disiplin-kelas-2.html
[6] Ibid
[7] http://dunia ungu.blogspot.com/2012/08/prinsip-prinsip-disiplin-kelas-2.html
[8] ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar