A.
Pengertian Disiplin Kelas
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, istilah disiplin merupakan ketaatan atau kepatuhan terhadap
tata tertib atau peraturan yang berlaku.
Kata disiplin
berasal dari bahasa latin “disciplina” yang menunjuk kepada belajar dan
mengajar. Kata ini berasosiasi sangat dekat dengan istilah “disciple” yang
berarti mengikuti orang belajar dibawah pengawasan seorang pimpinan. Di dalam
pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi
terbentuknya satu sama lain merupakan urutan. Kedua istilah itu adalah disiplin
dan ketertiban, ada juga yang menyebutkan istilah siasat dan ketertiban.
Diantara kedua istilah tersebut terlebih dahulu terbentuk pengertian
ketertiban, baru kemudian pengertian disiplin
Disiplin kelas adalah
keadaan tertib dalam suatu kelas yang didalamnya tergabung guru dan siswa taat
kepada tata tertib yang telah ditetapkan. Disiplin pada hakekatnya adalah
pernyataan sikap, mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa
ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan
kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
Sikap disiplin yang
dilakukan oleh seseorang sebenarnya adalah suatu tindakan untuk memenuhi
tuntutan nilai tertentu. Nilai-nilai tersebut dapat diklasifikasikan menjadi[1]:
1. Nilai-nilai keagamaan
atau nilai-nilai kepercayaan
Nilai ini diyakini
kebenarannya sehingga melahirkan tindak-tanduk disiplin yang penuh ketulusan
untuk berkorban. Contoh: kewajiban sholat lima waktu dan puasa selama
satu bulan pada bulan Romadhon bagi umat Islam.
2. Nilai-nilai tradisional
Nilai-nilai ini
melahirkan tindak-tanduk pantangan yang kebanyakan tidak masuk akal dan
mengandung misteri. Contoh: pantangan makan kaki ayam kalau tulisannya
ingin bagus, pantangan menduduki bantal, sialnya angka 13 dan sebagainya.[2]
3. Nilai-nilai kekuasaan
Nilai ini bersumber
dari penguasa yang melahirkan tindak-tanduk disiplin demi terlaksananya tata
kepemimpinan menurut kehendak penguasa. Nilai ini biasanya diikuti sanksi bagi
yang tidak melaksanakan. Contoh: harus membayar pajak, harus jongkok
bila penguasa datang dan sebagainya.
4. Nilai-nilai subjektif
Pengakuan dari niali
ini berdasarkan penilaian pribadi yang melahirkan tindak-tanduk egosentrik.Contoh:
menurut pendapat saya hal ini tidak benar karena Pak Kiai tidak mengatakannya
dan sebagainya.
5. Nilai-nilai Rasional
Nilai yang memberi
penjelasan dan alasan perlu tidaknya dilakukan tindak-tanduk disiplin tertentu
untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh: jika ingin berhasil dengan baik dalam sekolah maka harus rajin belajar.
Disiplin kelas
merupakan hal esensial terhadap terciptanya perilaku tidak menyimpang dari
ketertiban kelas. Dalam semangat pendekatan pendidikan disiplin hendaknya
memiliki basis kemanusiaan dan prinsip-prinsip demokrasi. Prinsip kemanusiaan
dan demokrasi berfungsi sebagai petunjuk dan pengecek bagi para guru dalam
mengambil kebijakan yang berhubungan dengan disiplin. Oleh karena itu, prinsip disiplin yang
dilakukan guru harus:
1. Menggambarkan
prinsip-prinsip pedagogi dan hubungan kemanusiaan.
2. Mengembangkan dan
membentuk profesionalisme personel dan sosial lulusan.
3. Merefleksikan tumbuhnya
kepercayaan dan kotrol dari peserta didik.
4. Menumbuhkan kesungguhan
berbuat dan berkreasi, baik dikalangan guru dan peserta didik tanpa ada
kecurigaan dan kecemasan.
5. Menghindari perasaan
beban berat dan rasa terpaksa dikalangan para peserta didik.
B. Disiplin Tingkat
Sekolah Dan Kelas[3]
Sekolah dalam
upaya menciptakan disiplin secara nyata sudah barang tentu akan berusaha dan
melibatkan berbagai unsur atau pihak misalnya dengan guru dalam memberdayakan
semua kebijakan, usaha mengidentifikasi secara jelas sebab-sebab siswa
berperilaku menyimpang, bekerjasama secara erat dengan orang tua dan para
pembina atau pendamping sekolah. Sekolah juga menggunakan beberapa pendekatan
untuk menanggulangi perilaku menyimpang para siswa melalui manajemen
pembelajaran kurikuler.
Beberapa
kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya problema disiplin adalah kegaduhan,
corak suasana sekolah, pengaruh komunitas yang tidak diinginkan, ketidak
teraturan dalam menerapkan peraturan atau hukuman. Tipe-tipe penanggulangan
problema disiplin ini biasanya didekati oleh pendekatan teknik manajerial.
Misal, Kepala Sekolah dapat meminta staff sekolah, pembina dan guru untuk
mengetahui para siswa dan latar belakangnya, menyusun jadwal sebaik mungkin
sehingga tidak terjadi satu kegiatan mengganggu kegiatan lain pada saat yang
sama, menciptakan suasana seperti dirumah sendiri dengan memodifikasi sekolah
secara artistik dengan tanaman hidup agar para siswa betah tinggal di sekolah.
Sekolah juga
dapat mengurangi probema timbulnya gangguan disiplin dengan menjalin hubungan
baik dan kerjasama dengan komunitas lingkungan sekitar dan aparat keamanan
lingkungan. Hubungan dan kerjasama tersebut seperti memberi kesempatan kepada
masyarakat sekitar memanfaatkan sebagian fasilitas sekolah dan melibatkan
mereka untuk ikut serta membangun wilayah sekitar
Berdasarkan uraian di
atas menunjukkan bahwa manajemen kelas dalam menanggulangi gangguan disiplin
adalah hal yang kompleks. Guru harus dapat merencanakan model pendekatan
sendiri yang cocok dengan tampilan diri dan pembelajarannya. Di kelas guru
harus banyak bertukar pikiran dan menanyakan kepada para siswa tentang hidup
dan belajar sukses. Oleh karena itu, hal-hal berikut seperti yang dikemukakan
oleh McNeil dan Wiles perlu dipelajari[4]:
1. Menunjukkan perilaku
siswa yang diharapkan di masa depan.
2. Mendengarkan, ketika
para siswa menceritakan tentang kepedulian mereka.
3. Mengetahui sedapat
mungkin dan se awal mungkin nama-nama para siswa.
4. Menghindari kata-kata
sindiran, berlakulah posotif.
5. Tersenyum, bersahabat,
dan menjalin hubungan harmonis penuh respek.
6. Mengatahui karakter
(sifat, watak) dan latar belakang para siswa.
7. Bila mungkin, abaikan
pelanggaran-pelanggaran kecil.
8. Mencoba menghindari
bentuk-bentuk hukuman secar kelompok.
9. Menciptakan disiplin
kelas sebagai tujuan utama.
Disamping itu terdapat
beberapa teknik yang dapat membantu pemeliharaan disiplin kelas dalam mengajar
seperti berikut ini:
1. Tepat waktu dan
mulailah pelajaran sesegera mungkin dan siapkan sesuatu yang harus dikerjakan
para siswa.
2. Siapkan rencana
pelajaran dan informasikan kepada para siswa apa, kapan, dan dimana aktivitas
itu dikerjakan.
3. Lakukan sesuatu dengan
aturan dan pelaksanaan yang sama dan konsisten.
4. Bervarisai dalam
aktivitas kelas.
5. Tidak mengancam dan
menantang para siswa.
6. Buatlah tugas para siswa
yang tepat dan cocok.
7. Jagalah dan kontrol
suara guru.
8. Tegas dalam permulaan
dan secara perlahan mulai dikendorkan bila hubungan sudah terjalin baik.
9. Hindari adanya siswa
favorit diantara mereka.
10. Jalin hubungan
kerjasama dengan orang lain.
C. Sumber Pelanggaran
Disiplin
Terdapat beberapa
faktor atau sumber yang dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang
dapat mengganggu terpeliharanya disiplin. Menurut Ekosiswoyo dan Rachman,
contoh-contoh sumber pelanggaran disiplin antara lain[5]:
1. Dari sekolah, Contohnya[6]:
a. Tipe kepemimpinan guru
atau sekolah yang otoriter yang senantiasa mendiktekan kehendaknya tanpa
memperhatikan kedaulatan siswa. Perbuatan seperti itu mengakibatkan siswa
menjadi berpura-pura patuh, apatis atau sebaliknya. Hal itu akan menjadikan
siswa agresif, yaitu ingin berontak terhadap kekangan dan perlakuan yang tidak
manusiawi yang mereka terima
b. Guru yang membiarkan
siswa berbuat salah, lebih mementingkan mata pelajaran daripada siswanya
c. Lingkungan sekolah
seperti: hari-hari pertama dan hari-hari akhir sekolah (akan libur atau sesudah
libur), pergantian pelajaran, pergantian guru, jadwal yang kaku atau jadwal
aktivitas sekolah yang kurang cermat, suasana yang gaduh,
d. Sekolah/guru kurang
melibatkan dan mengikut sertakan peserta didik dalam keikutsertaannya dalam
bertanggung jawab terhadap kemajuan sekolah sesuai dengan kemampuannya.
e. Sekolah/guru kurang
memperhatikan latar belakang kehidupan peserta didik dalamkeluarga ke dalam
subsistem kehidupan sekolah
f. Sekolah kurang
mengadakan kerja sama dengan orang tua dan antara keduanya juga saling
melepaskan tanggung jawab.
2. Dari keluarga, Contohnya:
a. Lingkungan rumah atau
keluarga, seperti kurang perhatian,ketidak teraturan, pertengkaran, masa bodoh,
tekanan, dan sibuk urusannya masing-masing.
b. Lingkungan atau situasi
tempat tinggal, seperti lingkungan kriminal, lingkungan bising, dan lingkungan
minuman keras.
D. Peraturan Dan Tata
Tertib Sekolah & Kelas
Sekolah adalah tempat
utama untuk melatihkan dan memahami pentingnya disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan peraturan dan tata tertib Sekolah & kelas yang diterapkan setiap
hari dan dengan kontrol yang terus menerus maka siswa akan terbiasa
berdisiplin. Tata tertib menunjuk pada patokan atau standar untuk aktivitas
khusus. Misal: penggunaan pakaian seragam; mengikuti upacara bendera;
peminjaman buku perpustakaan[7].
Peraturan dan tata tertib kelas untuk sekolah dasar seperti yang tercantum
dalam Petunjuk Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar antara lain memuat hal hal sebagai berikut[8]:
1. Masuk sekolah
a. Siswa harus datang
selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai.
b. Siswa menaruh tas dan
alat tulis di laci meja masing-masing kemudian keluar kelas.
c. Siswa yang mendapat
tugas jaga atau piket harus hadir lebih awal.
d. Siswa yang sering
terlambat harus diberi teguran.
e. Siswa yang tidak masuk
karena alasan tertentu harus memberi tahu sebelum maupun sesudahnya secara
lisan atau secara tertulis.
f. Guru tidak boleh
terlambat atau absen tanpa izin.
2. Masuk Kelas
a. Siswa segera berbaris
di depan kelas ketika bel berbunyi.
b. Ketua kelas menyiapkan
barisan.
c. Siswa masuk kelas satu
per satu dengan tertib da duduk di tempatnya masing-masing
d. Guru memeriksa
kerapian,kebersihan,dan kesehatan siswa satu per satu,meliputi kebersihan
kuku,kerapian rambut,kerapian dan kebersihan baju,dll.
3. Di Dalam Kelas
a. Doa bersama dipimpin
oleh salah seorang siswa.
b. Siswa memberi salam
kepada guru dan pelajaran dimulai.
c. Guru mencatat siswa
yang tidak masuk di papan absen serta alasan atau keterangan.
d. Pada saat pelajaran
berlangsung siswa harus tetap tertib,tidak boleh ribut,bercanda, atau melakukan
kegiatan lain yang tidak ada hubunganya dengan pelajaran
e. Siswa tidak boleh
meninggalkan kelas tanpa izin atau alasan tertentu.
f. Guru tidak
diperkenankan meninggalkan kelas ketika pelajaran berlangsung walaupun ada
siswa yang mengerjakan tugas di luar kelas.
4. Waktu Istirahat
a. Pada saat bel istirahat
berbunyi siswa keluar kelas dengan tertib.
b. Guru keluar kelas
setelah semua siswa sudah keluar kelas.
c. Siswa tidak boleh
berada di kelas ketika istirahat.
d. Selama istieahat,siswa
tidak diperkenankan meninggalkan sekolah tanpa izin.
e. Pada saat bel masuk
lagi berbunyi siswa masuk kelas dengan tertib dan duduk dengan tenang di
tempatnya masing-masing.
f. Sebaiknya guru sudah
berada di dalam kelas dahulu menjelang bel masuk berbunyi
5. Waktu Pulang
a. Ketika bel pulang
berbunyi,pelajaran berakhir dan di tutup dengan doa dan salam kepada guru.
b. Guru memberikan
nasihat,mengingatkan tugas,PR,dan sebagainya.
c. Siswa keluar kelas
dengan tertib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar