A.
Prosedur pengelolaan kelas
Di dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, prosedur adalah cara mengerjakan suatu pekerjaan menurut
tingkat-tingkatnya. Prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur
dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang
berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi.[1]
Sedangkan pengertian prosedur
menurut Ismail Masya mengatakan bahwa “prosedur adalah suatu rangkaian
tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu
dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan
berulang-ulang”. Adapun menurut imam azhar prosedur adalah langkah-langkah
untuk melakukan suatu pekerjaan.[2]
Dapat disimpulkan yang dimaksud
dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah
ditentukan.
Pengelolaan
kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Guru selalu
mengelola ketika dia melaksanakan tugasnya. Pengelolaan kelas maksudnya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondosif bagi anak didik sehingga tercapai
tujuan pengajaran yang efektif dan efisien.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Prosedur pengelolaan kelas merupakan
serangkaian langkah kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan agar tercipta
kondisi kelas yang optimal serta mempertahankan kondisi optimal tersebut supaya
proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Istilah
prosedur itu seendiri mengandung arti sebagai suatu cara atau kegiatan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap
yang telah dientukan. Sedangkan menurut Ismail Masya, yaitu suatu rangkaian
tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu
dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang
dilaksanakan berulang-ulang.[3]
Dalam
pengelolaan kelas harus dilaksanakan dengan prosedur tertentu, yang mana prosedur
ini merupakan langkah yang dilalui guru dalam kegiatan belajar mengajar, paling
tidak akan mengarahkan proses pengelolaan kelas yang lebih terarah dan teratur.
Untuk itu terdapat dua prosedur pengelola’an kelas, yaitu prosedur bersifat Preventif
(pencegahan), dan prosedur yang bersifat Kuratif (penyembuhan).[4]
1.
Prosedur Preventif (pencegahan)
Merupakan
mencegah suatu tindakan sebelum adanya penyimpangan khususnya didalam kelas
agar tidak mengganggu proses belajar mengajar.[5]
Prosedurnya antara lain:
a.
Peningkatan kesadaran diri sebagai guru,
sehingga guru dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang
merupakan modal dasar dalam melaksanakan tugasnya.
b.
Peningkatan kesadaran pada siswa, sehingga
siswa dapat meningkatkan kesadaran serta dapat menghindarkan diri peserta didik
dari sikap yang tidak terpuji, seperti sikap malas, sikap mudah putus asa,
mudah ,marah, mudah kecewa, mudah tertekan oleh peraturan sekolah dan
sebagainya. Selain itu, guru juga sebaiknya memperhatikan kebutuhan, keinginan
dan memberikan dorongan pada siswanya, menciptakan suasana saling pengertian,
saling menghormati dan rasa keterbukaan antara guru dan siswa.
c.
Sikap polos dan tulus dari guru, sehingga guru
dapat mempengaruhi lingkungan belajar siswa. Karena tingkah laku, cara
menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon oleh para
siswa.
d.
Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan.
Sebaiknya guru dapat mengidentifikasi tingkah laku siswa yang menyimpang baik
bersifat individual maupun kelompok, atau bahkan penyimpangan yang disengaja.
Dan juga guru sebaiknya belajar dari berbagai pengalaman guru-guru lainnya yang
gagal ataupu yang berhasil, untuk mencari alternatif yang bervariasi
dalam menangani berbagai persoalan pengelolaan kelas.
e.
Menciptakan kontrak sosial. Yaitu sebuah daftar
aturan atau kontrak, tata tertib beserta sanksinya yang mengatur kehidupan di
kelas yang mana harus disetujui oleh guru dan siswa.[6]
2.
Prosedur Kuratif (Penyembuhan)
a.
Mengidentifikasi masalah, gunanya untuk
mengenal dan mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas.
b.
Menganalisis masalah, guru menganalisis
penyimpangan siswqa dan menyimpulkanlatar belakang dan sumber-sumber dari
penyimpangan, selanjutnya menentukan alternatif penanggulangannya.
c.
Menilai alternatif pemecahaan, guru menilai
alternatif pemecahan yang sesuai, kemudian memilih alternatif pemecahan yang
dianggap sudah tepat serta melaksanakannya.
d.
Mendapatkan balikan, guru melakukan kilas balik
agar alternatif pemecahan yang dipilih tadi sesuai target yang sudah
direncanakan.[7]
Dengan cara guru membentuk pertemuan dengan peserta didiknya untuk perbaikan
dan kepentingan siswa dan sekolah, semata-mata untuk kepentingan bersama.
Bahwasannya,
prosedur kelas harus dimonitor dengan baik. Guru juga harus berespons kepada
hampir setiap penyimpangan peraturan atau prosedur. Ketika guru mengumumkan
bahwa kelas atas siswa individu tidak benar mengikuti prosedur, pendekatan
terbaik adalah untuk meminta siwa menetapkan prosedur yang benar dan kemudian
mempraktikkannya.
B.
Teknik pengelolaan
kelas
Teknik-teknik
pengelolaan kelas dapat digolongkan ke dalam teknik preventif dan teknik
kuratif. Teknik preventif adalah teknik untuk mencegah timbulnya tingkah laku
siswa yang mengganggu kegiatan belajar-mengajar. Sedangkan teknik kuratif
adalah teknik untuk mengurangi tingkah laku siswa yang mengganggu kegiatan
kegiatan belajar mengajar.
Teknik-teknik
tersebut sekaligus merupakan komponen-komponen keterampilan mengelola kelas :
1.
Teknik Preventif, yang dapat digolongkan ke
dalam teknik preventif adalah :
a.
Sikap terbuka.
b.
Sikap menerima dan menghargai.
c.
Sikap empati.
d.
Sikap demokratis.
e.
Mengarahkan siswa pada tujuan kelompok.
f.
Menghasilkan antara kelempok yang disepakati
siswa.
g.
Mengusahakan siswa.
h.
Memperjelas komunikasi.
i.
Menunjukkan kehadiran.
2.
Teknik Kuratif, yang dapat digolongkan ke dalam
teknik kuratif :
a.
Penguatan negatif.
b.
Penghapusan.
c.
Hukuman.
d.
Membicarakan.
e.
Bersikap masa bodoh terhadap pembelajaran.
f.
Memberikan tugas yang bernilai menunjukkan
tongkah laku yang menguasai.
g.
Memberikan tugas yang memerlukan keberanian
siswa menunjukkan tingkah lakumenguasai.
h.
Memberikan tugas yang menuntut kekuatan fisik
bagi siswa yang menunjukkan menguasai.
i.
Tidak menyalahkan siswa secara langsung
menunjukkan segi-segi keberhasilan ( bagi siswa yang menunjukkan tingkah laku
ketidak mampuan.
j.
Tidak memberikan respon ekspresi wajah tetap
bagi siswa yang menunjukkan tingkah laku membalas mendendam.
k.
Mendorong partisipasi.
l.
Memeratakan partisipasi.
m.
Mengurangi ketegangan.
n.
Mengatasi pertentangan antar pribadi atau antar
kelompak.[8]
[1]Suharsimi Arikunto. Pengelola’an Kelas dan
Siswa. Jakarta: Rajawali, 1988, hal. 33
[2]Imam
Azhar. Pengelolaan Kelas dari Teoritis Ke Praktis. Yogyakarta: Insyira 2013,
Hal 76
[3]Nawawi,hadari. Organisasi Sekolah dan
Pengelola’an Kelas. Jakarta: Gunung Agung, 1989, hal. 116
[4]S Suryosubroto. proses Belajar Mengajar di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hal. 134
[5]Danim Sudarwan. Visi Baru Manajemen Sekolah.
Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hal. 93
[6]Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik,
Jakarta: PT Rineka Cipta,2000, hlm. 144
[7]Cece Wijaya. Kemampuan Dasar Guru
dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosda Karya, 1991, hal. 113
[8]Hasibuan, Keterampilan Dasar Pengajaran
Mikro, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal. 179-180
Tidak ada komentar:
Posting Komentar