Sabtu, 14 Juni 2014

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

A.   Keterampilan Dasar Mengajar
Keterampilan mengajar bagi pembelajar adalah sangat penting kalau dia ingin menjadi seorang pembelajar yang professional,  jadi disamping dia harus menguasai substansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar. Terdapat keterampilan dasar mengajar, yakni:[1]
1.      Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya terjadi dalam setiap proses belajar mengajar. Seorang pembelajar tidaklah lepas dari aktivitas memberikan pertanyaandan menjawab pertanyaan dari para pebelajar. Begitu juga dengan pebelajar. Pada kenyataannya, sering dijumpai dalam praktek pembelajaran banyak pembelajar yang tidak menguasai teknik-teknik dalam memberikan pertanyaan kepada pebelajar, sehingga pertanyaan yang diajukan kadang-kadang tidak relevan dengan materi yang disampaikan.
Adapun komponen dalam keterampilan dasar bertanya ini adalah:
a.       Pengungkapan pertanyaan yang jelas.
b.      Pemberian acuan.
c.       Pemusatan.
d.      Pemindahan giliran.
e.       Penyebaran.
f.       Pemberian waktu berfikir.
g.      Pemberian tuntunan.
Dalam menerapkan keterampilan bertanyadasar dan lanjut, pembelajar perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut, yakni:
a.       Kehangatan dan keantusiasan.
b.      Menghindari kebiasaan mengulangpertanyaan sendiri, menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan yang mengundang jawaban serempak.
c.       Waktu berpikir yang diberikan untuk pertanyaan tingkat lanjut lebih banyak dari yang diberikan untuk pertanyaan tingkat dasar.
d.      Susun pertanyaan pokok an nilai pertanyaan tersebut sesudah selesai mengajar.

2.      Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan adalah suatu respon terhadap suatu tingkah dan penampilan pebelajar yang adapat menimbulkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Komponen-komponen dalam keterampilan member penguatan adalah:
a.       Penguatan verbal, dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu kata atau kalimat pujian, seperti “hebat”, “luar biasa”, “bagus”, dan lain-lain.
b.      Penguatan nonverbal, bisa berupa mimic atau gerakan badan, mendakti, member sentuhan atau memberi kegiatan yang menyenangkan berupa symbol maupun benda.
Adapun prinsip-prinsip keterampilan member penguatan adalah:
a.       Kehangatan dan keantusiasan.
b.      Kebermaknaan.
c.       Hindari respon negative.
d.      Penguatan harus bervariasi.
e.       Sasaran penguatan harus jelas.
f.       Penguatan harus diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul.

3.      Keterampilan Mengadakan Variasi
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi didalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan pebelajar, melayani gaya belajar pebelajar yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan pebelajar.
Jenis-jenis variasi dalam gaya mengajar adalah:
a.       Penggunaan variasi suara.
b.      Pemusatan perhatian.
c.       Kesenyapan.
d.      Mengadakan kontak pandang.
e.       Gerakan badan dan mimic.
f.       Pergantian posisi pembelajar dalam kelas.
Variasi dengan menggunakan media dan bahan pelajaran:
a.       Variasi alat/ bahan yang dapat dilihat.
b.      Variasi alat yang dapat didengar.
c.       Variasi alat yang dapat diraba dan dimanipulasi.
Variasi pola interaksi dan kegiatan pebelajar, dalam mengadakan variasi, pembelajar perlu menginngat prinsip-prinsip penggunaannya yang meliputi; kesesuaian, kewajaran, kelancaran, kesinambungan, serta perencanaan alat/ bahan yang memerlukan penataan khusus.

4.      Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan informasi secara lisan yang dikelola secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.[2]
Beberapa tujuan yang akan dicapai dalam memberikan penjelasan dikelas, antara lain:
a.       Untuk membimbing siswa memahami dengan jelas jawaban dari pertanyaan yang dikemukakan oleh guru atau yang diajukan oleh siswa.
b.      Melibatkan siswa untuk berfikir memecahkan masalah atau pertanyaan, untuk mendapat balikan mengenai tingkat pemahamannya.
Adapun komponen-komponen menjelaskan, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:[3]
a.       Merencanakan materi penjelasan, yang mencakup:
1)      Menganalisis masalah.
2)      Menentukan hubungan.
3)      Menggunakan huum, rumus, dan generalisasi yang sesuai.
b.      Menyajikan penjelasan, yang mencakup:
1)      Kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaintannya dengan penggunaan bahasa lisan.
2)      Penggunaan contoh dan ilustrasi, yang bisa dilakukan dengan pola induktif atau deduktif.
3)      Pemberian tekanan yang dapat dilakukan dengan berbagai variasi gaya mengajar, dan membuat struktur sajian.
4)      Balikan, yang bertujuan untuk mendapat informasi tentang tingkat pemahaman pebelajar, baik melalui pertanyaan maupun melalui tugas.

5.      Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
a.      Keterampilan Membuka
Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh pembelajar untuk menciptakan situasi siap mental dan menimbulkan pebelajar agar terpusat perhatian pada apa yang dipelajari, dengan demikian diharapkan pebelajar akan mudah mencapai kompetensi belajar yang dipersyaratkan.
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran  peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Prinsip-prinsip keterampilan membuka adalah sebagai berikut:
1)      Hubungan dengan kelas, ada banyak hal yang masih memikat perhatian murid di luar ruangan kelasnya. Hal tersebut dapat membuat murid tidak memerhatikan pelajaran yang disampaikan. Untuk mengatasi hal ini, guru dapat menetapkan titik hubungan antara murid dan pelajaran yang disampaikan. Pembukaan pelajaran harus sesuai dengan minat dan kebutuhan murid.
2)      Menghubungkan pelajaran, hubungkan pelajaran dengan pelajaran-pelajaran sebelumnya. Setiap pelajaran baru yang diajarkan merupakan bagian dari kurikulum yang sudah ditetapkan. Pelajaran itu harus dihubungkan dengan pelajaran-pelajaran lain agar menarik perhatian murid dan menajamkan pengertian mereka terhadap rangkaian pelajaran tersebut.
3)      Menguraikan pelajaran, Setelah memperkenalkan pelajaran, guru harus mengajarkan pelajaran sesuai dengan rencana yang telah disiapkan. Mutu persiapan dapat terlihat pada waktu pengajaran itu disampaikan.
Tujuan keterampilan membuka adalah:
1)      Mempersiapkan mental pebelajar agar siap memasuki persoalan yang akan dipelajari atau dibahas dalam proses pembelajaran.
2)      Menarik minat dan perhatian pebelajar.
3)      Menumbuhkan motivasi belajar pebelajar.
4)      Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan.
5)      Membuat kaitan atau hubungan antara pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki pebelajar dengan materi atau pengalaman pelajaran yang akan diberikan kepada pebelajar.
6)      Membuka pelajaran juga dapat digunakan untuk mengetahui entering behavior atau tingkat kesiapan dan penguasaan pebelajar terhadap materi yang akan diajarkan.
b.      Keterampilan Menutup
Keterampilan menutup adalah kegiatan yang dilakukan pembelajar untuk mengakhiri pelajaran dengan cara menyimpulkan secara menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari pebelajar serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya.
Menurut Benson prinsip-prinsip keterampilan menutup adalah:
1)      Merangkum Pelajaran, sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah disampaikan.
2)      Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya, waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya.
3)      Bangkitkan minat, guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat.
4)      Memberikan tugas, tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama. Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan mempengaruhi minat dan semangat para anggota kelas.

6.      Keterampilan Memimpin Diskusi kelompok Kecil
Diskusi kelompok merupakan salah satu strategi yang memungkinkan ebelajar menguasaisuatu konsep atau memecahkan masalah melalui suatu proses yang member kesempatan berfikir, berinteraki social serta berlatih bersikap positif. Komponen-komponen keterampilan ini adalah
a.       Memusatkan perhatian.
b.      Memperjelas masalah atau urunan pendapat.
c.       Menganalisa pandangan pebelajar.
d.      Meningkatkan urunn pebelajar.
e.       Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.
f.       Menutup diskusi.
Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil adalah:
a.       Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan.
b.      Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan.
c.       Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis.
d.      Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi.

7.      Keterampilan Mengelola Kelas
Mengelola kelas adalah keterampilan pembelajaran menciptakan dan memlihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan pada kondisi belajar yang optimal.
Tujuan mengelola kelas adalah sebagai berikut:
a.       Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal.
b.      Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
c.       Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari.
d.      Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik.
e.       Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas.
Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas adalah:
a.       Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya.
b.      Kehangatan dan keantusiasan.
c.       Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar.
d.      Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang.
e.       Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin diri.
f.       Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal negatif.

8.      Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa. Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran.
Terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab dapat terjadi antara pembelajar-pebelajar, maupun antara pebelajar, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan. Komponen keterampilan ini adalah sebagai berikut:
a.       Keterampilan untuk mengadakan pendekatan secara pribadi.
b.      Keterampilan mengorganisasikan.
c.       Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar pebelajar.
d.      Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar.





[1] Imam Azhar, Pengelolaan Kelas: Dari Teoritis Ke Praktis (Yogyakarta: Insyira, 2013), 1.
[2] Zainal Asril, Micro Teaching (Jakarta, Raja Grafindo Persada), 84.
[3] Imam Azhar, Op.Cit., 7-8.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar